4 Efek musik klasik untuk ibu hamil ini harus diketahui oleh para calon Bunda yang sedang menjalani masa kehamilan.
Meskipun banyak pro dan kontra mengenai masalah ini, Anda tentu boleh mempercayai penelitian yang mana saja tentang efek musik klasik untuk ibu hamil dan bayi dalam kandungan ini, karena sama sama ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan kode etik penelitian ilmiah yang berlaku.
Untuk Anda yang suka mendengarkan musik, sebaiknya ajak bayi yang ada di dalam kandungan Anda untuk sering mendengarkan musik.
Kenapa demikian? Musik ternyata terbukti banyak manfaatnya untuk perkembangan otak janin dalam kandungan & juga fisiknya, terutama dalam hal ini musik klasik.
Menurut Dr. Brent Logan, peneliti yang juga penulis buku populer berjudul Learning Before Birth : Every Child Deserves Giftedness, merekomendasikan para calon Bunda agar mengajak janinnya mendengarkan musik karena akan membuat bayi mereka mengenali dentuman serta pola musik pada otak mereka.
Baca Juga : Manfaat Baby Moon untuk ibu hamil dan suami
Musik juga terbukti mampu membantu proses perkembangan detak jantung juga fisik bayi.
Berikut 4 efek klasik untuk ibu hamil atau bagi bayi dalam kandungannya.
Musik Klasik Membantu Janin Belajar Sejak Dini
Dr. Logan menjelaskan dalam bukunya bahwa irama serta nada yang rutin diperdengarkan pada bayi sejak sebelum ia lahir mampu membuat bayi itu mengenal prinsip persepsi & penalaran dasar seperti perbandingan, pengulangan & pergantian.
Sebelum ia lahir, suara sendiri merupakan format dominan yang dapat menstimulasi janin, sedangkan sesudah bayi lahir ke dunia, pola suara tersebut akan tambah lengkap dengan indra lainnya.
Musik Klasik Membuat Bayi Mampu Menikmati Lagu & Melodi
Saat sedang berada di dalam kandungan, janin terbiasa untuk mendengarkan untaian ‘melodi’ detak jantung yang berasal dari ibu mereka.
Stimulasi ini merupakan hal yang diyakini paling mendasar.
Bayi Anda yang masih berada dalam perut juga bisa tidur tanpa harus merasa terganggu, meskipun otaknya secara konstan mendengarkan bunyi yang terus berulang.
Dr Logan juga menjelaskan karena sudah biasa mendengar suara detak jantung ibunya, begitu si kecil lahir, bayi Anda akan merasa tertarik walaupun ia hanya mendengarkan sebuah alunan melodi yang sederhana.
Manfaat musik klasik untuk ibu hamil dan untuk bayi dalam kandungan juga cukup unik, karena bisa dinikmati janin, itu disebabkan not-not serta irama di dalam lagu tersebut menjadi sebuah versi yang lebih lengkap dari untaian melodi suara detak jantung ibunya.
Musik Klasik Mengajarkan Bayi Berkomunikasi
Sebelum dilahirkan ke dunia, suara yang selalu bayi dengar menjadi sebuah dasar dalam meningkatkan informasi.
Kalimat tersebut berarti musik mampu membantu perkembangan otak si bayi agar mudah menerima informasi yang dapat memberikan pengaruh kepada kemampuan bayi berkomunikasi.
Sebuah studi ilmiah yang pernah dipublikasikan dalam National Academy of Science menuturkan prinsip musik dasar yang calon bayi pelajari di dalam kandungan akan bermanfaat untuk si kecil saat mereka mempelajari kata kata orang yang selalu menjaga & mengurus mereka,
bayi juga belajar mengenai cara untuk meresponnya. Ini salah satu manfaat musik klasik untuk ibu hamil yang begitu luar biasa menurut penelitian tersebut.
Musik Klasik Menstimulasi Bayi Untuk Bergerak
Irama dari musik klasik mirip sekali dengan detak jantung sang ibu.
Setelah lahir, si kecil juga akan senang dan bergerak setelah dia mendengarkan alunan musik klasik.
Respon seperti ini akan membantu perkembangan si kecil di dalam hal kekuatannya, koordinasinya serta kontrol motoriknya.
Demikianlah 4 Efek musik klasik untuk ibu hamil & pengaruhnya pada calon bayi menurut salah satu penelitian ilmiah.
Yang harus kita ketahui adalah bahwa manfaat musik klasik untuk ibu hamil dan untuk bayi dalam kandungan ini terbukti mampu menenangkan jiwa dan juga dapat meningkatkan kecepatan otak di dalam bekerja sekaligus mampu meningkatkan kreativitasnya.
Akan tetapi musik TIDAK DAPAT meningkatkan kecerdasan otak bayi, setidaknya demikian berdasarkan hasil penelitian yang terbaru di Harvard University.