5 Informasi Dasar Seputar Kehamilan Ektopik

Kehamilan Ektopik

Pernahkah Bunda mendengar istilah kehamilan ektopik? Bagi seseorang yang pernah mengalaminya tentu sudah tidak asing dengan istilah yang satu ini.

Namun jika bunda tengah mempersiapkan proses kehamilan, maka ada baiknya untuk mengetahui hal tersebut. Agar proses kehamilan dapat dijaga dengan lebih baik. Berikut penjelasannya :

Apa itu kehamilan ektopik?

Apa itu kehamilan ektopik?

Kehamilan ektopik dikenal sebagai jenis kehamilan yang terjadi di luar kandungan atau di luar rahim.

Kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan yang terjadi pada vagina dan juga menimbulkan nyeri yang luar biasa di sekitar panggul atau bahkan bagian bawah perut.

Seseorang yang mengalami kehamilan ini harus ditangani dengan segara, karena dapat menimbulkan efek berbahaya seperti halnya janin yang tidak berkembang dengan normal.

Pada awal kehamilan sel telur yang telah dibuahi oleh sperma umumnya akan menetap di bagian tuba falopi / saluran sel telur.

Hal ini terjadi selama kurang lebih sekitar 3 hari dan setelah itu barulah ia berpindah atau dilepaskan ke bagian rahim.

Pada bagian rahim, sel telur yang telah dibuahi akan terus berkembang hingga membesar dan akhirnya tiba saat persalinan.

Sementara itu, pada masalah ektopik, umumnya terjadi karena sel telur yang telah dibuahi justru tidak menempel pada bagian rahim.

Baca Juga :

Dalam hal ini sel tersebut justru lebih sering menempel pada bagian tuba falopi. Namun selain bagian tersebut ia juga dapat terjadi di bagian indung telur, kemudian leher rahim hingga bagian rongga perut.

Penyebab terjadinya kehamilan ektopik

Penyebab terjadinya kehamilan ektopik

Pada dasarnya penyebab utama terjadinya kehamilan tersebut memang belum bisa dipastikan dengan lebih baik.

Akan tetapi ada beberapa anggapan yang menyatakan bahwa kehamilan tersebut terjadi akibat adanya kerusakan yang terjadi di bagian tuba fallopi.

Sedangkan kerusakan tuba falopi sendiri umumnya terjadi karena beberapa hal berikut :

  • Bawaan lahir
  • Faktor genetik
  • Hormon yang tidak seimbang
  • Radang akibat infeksi atau prosedur medis tertentu
  • Perkembangan pada organ reproduksi yang tidak normal.

Faktor risiko pada kehamilan ektopik

isiko pada kehamilan ektopik

Kehamilan ini umumnya terjadi pada wanita yang telah aktif melakukan hubungan intim.

Namun selain faktor tersebut ada pula beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan tersebut. Seperti :

  • Usia 35 tahun ke atas
  • Memiliki riwayat kesehatan radang panggul
  • Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya
  • Menderita penyakit seks menular seperti halnya gonorhoe
  • Mengalami keguguran secara berulang
  • Pernah mengalami pengobatan yang berkaitan dengan tingkat kesuburan
  • Pernah menjalani operasi di sekitar area panggul
  • Menggunakan alat kontrasepsi spiral
  • Aktif atau memiliki kebiasaan merokok

Gejala kehamilan ektopik

Jenis kehamilan yang satu ini seringkali hadir tanpa gejala yang mengkhawatirkan. Dalam hal ini gejala awal kehamilan pun terlihat biasa dan sama seperti gejala awal kehamilan pada umumnya.

Seperti halnya bagian payudara yang mulai mengeras, mual, hingga berhentinya menstruasi.

Sementara itu, pada tahap selanjutnya barulah ada gejala yang mulai dirasakan. Seperti halnya nyeri perut atau bahkan pendarahan pada bagian vagina.

Beberapa gejala yang ditimbulkan umumnya akan semakin parah seiring dengan bertambahnya waktu atau usia kehamilan yang dialami olehnya.

Pemeriksaan lanjutan ke dokter

Jika beberapa gejala di bagian atas tadi terus bertambah parah dan bahkan menghadirkan beberapa gejala lainnya, seperti halnya beberapa gejala berikut ini :

  • Nyeri pada bagian bawah perut atau salah satu sisi yang dimilikinya juga rasa sakit ditunjukkan dengan semakin parah
  • Timbulnya rasa sakit seperti ditusuk pada bagian panggul, perut, leher juga bahu
  • Nyeri pada bagian dubur saat buang air kecil atau bahkan buang air besar.
  • Pendarahan ringan hingga berat
  • Diare
  • Pusing
  • Lemas

Dengan munculnya gejala kehamilan ektopik  tersebut, maka pastikan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter.